Sunday 1 November 2009

Peri Utara Kota Hujan Digaris Awal Hadirnya




Satu kebenaran tentangnya. Ia selalu ringan tersenyum kala para pandangan tertuju padanya. Ia selalu semu hadir kala para pengagumnya merinduinya. Dan untaian kata-kata sederhananya lah yang hanya dapat diucapkan jemarinya kala santunnya coba balas seru sapa para mereka yang telah menyapanya. Dan di kumpulan halaman-halaman muka itu ia tempatkan dirinya disana bersama kesenangannya. Diantara siang malam sisi-sisi jiwaku yang sepenuhnya mengagumi apa yang kini sedang kudapati darinya.

Dan dari satu kebenaran itu. Maka segenap yang ada disini akan kudedikasikan bagi para mereka yang tengah mengagumi perinya. Teruntuk mereka yang hanya bisa sebatas mengagumi perinya. Teruntuk semua sang cinta kasih yang tersekat sayang. Terutama sekali teruntuknya Peri Utara Kota Hujan ini yang telah benar meracuni segenap penghuni ragaku hingga halaman ini tercipta.


PERI UTARA KOTA HUJAN

’26,11’

Sementara kuterpaku dalam keindahan semu

Sementara diamku lebarkan kebodohan lugu

Sementara mimpiku matikan riang sang waktu

Sementara itu engkau menari diatas dunia lamaku

Dengan sayap kecantikan itu

Kau tebar mimpi diatas para hati beku bakku

Kau gurat senyum kalahkan bayang pelangi dulu

Kau tujuku bermain dalam dunia ini

Kau satu keindahan yang tak utuh kumengerti

Dan kusimpan kata itu diatas sumpah hati

Tersenyumlah dan tetaplah indah

Di utara kota hujan engkau disana

Akan kusaksikan guratan manis itu disini

Di pelangi yang kan kubuat melintas terbalik

Laksana antara pelukis dan kanvas dan alam

Aku berdiri diantara kataku besertamu

Disitu terlihat luhurnya keindahan

Disitu terlihat manisnya kecantikan

Disitu terlihat tingginya cita rasa mimpi itu

Disitu terbitnya sluruh cemerlang hatiku

Dan disitu pula aku terkerangkeng pikir periksa diri

Peri utara kota hujan...

Dua enam sisi engkau hadiri pandangan

Satu satu engkau tapaki tanpa terlewatkan

Sapa fajar mentari matahari senja serta malam

Namun aku kan tetap terkukung ketidakberdayaan

Aku yang tetap kagumi keindahan

Aku yang kan tetap mati suri karna kecantikan

Aku yang entah siapa....


BERITAHU AKU

Siang...

Beri tahu aku kebenaran itu

Rasa apa yang tersimpan dibalik senyumannya

Hingga buatmu cemas lepas melagu

Senja...

Beri tahu aku kebenaran itu

Indah apa yang terpancar dari kencantikannya

Hingga buatmu harus berjingga tak tentu waktu

Malam...

Beri tahu aku kebenaran itu

Pijar apa yang diami dasar palung hatinya

Hingga buatmu tetap damai dalam tekanan rindu

Bunda rasa engkaulah cinta...

Beri tahu aku kebenaran itu

Ketika siang senyumnya slalu tandang berbayang

Ketika senja indah cantiknya manis ganggu kalbu

Ketika malam pijar hatinya buahkan besar rindu

Apakah hadirmu kini karna bujuk undangannya

Apakah manismu kini karna tangan hatinya

Beri tahu aku kebenaran itu cinta...

Kenapa pandangku hanya kau patri ke utara

Kenapa rinduku hanya tujui satu namanya

Kenapa hati tiba menggebu kala tersuguhi bayangnya

Kenapa situasi itu kurasa tak henti menyandera jiwa

Beri tahu aku cinta katakanlah cinta

Jatuh hatikah aku disatu peri sepertinya


KUMBANG TAK BERSAYAP

Aku kumbang tak bersayap

Mampu gapai mimpi namun merayap

Separuh jiwa penghuni damai malam gelap

Korban angkuh cinta tak balas menatap

Aku kumbang tak bersayap

Tertawan luas khayal tanpa seruang harap

Berhasrat tinggi namun rendah bersiap

Kekurangan diri sekati hati seluruh tahap

Dalam dunia periku tulusku ada slalu

Buatku trus rasai belai lembut sembilu

Satu tuju tuk penting bahagainya dahulu

Satu makna yang tlah jauh terpahat mati dulu

Aku kumbang cacat terpandang

Tunggunya yang sepaham sepikir datang

Setia nantikan bahagia sejati tanpa syarat menantang

Namun tak kutahu dimana adanya sekarang

Apakah ia yang ternantiku itu engkaulah seorang

Peri yang tengah menelaah kata sang kumbang


SEBUTIR PASAL KEHIDUPAN

Indah tumbuh mawar tak isi hari dalam kesendirian

Kan slalu ada tangan terbaik yang tlah rawatnya

Kan slalu ada kumbang terbaik yang tlah dampingi adanya

Dan itu satu kebenaran sebutir pasal kehidupan

Dan kan slalu terbangun aku tuk benar sadarinya

Anggun cantik peri takkan terbang rendah bermimpi

Sayap sempurna kan slalu bawa hasrat hatinya tinggi

Dan kumbang penghuni khayalnya yang dapat mengimbangi

Dan itulah satu nyata sebutir pasal kehidupan kini

Dan kuterbangun slalu tuk terjaga menyadari diri

Demimu peri utara kota seribu rusaku

Takkan tidurku kan kuasai sadarku

Takkan asaku kubiar lebihi hasrat hatiku

Takkan egoku kulepas lukai damai jiwaku

Takkan lakuku kacaui bahagia yang kini ada padamu

Karna kutahu itulah sebenarnya aku tukmu

Karna seperti itulah kala cinta dirasuki tulus

Karna seperti itulah seharusnya kuberi maknaku

Teruntukmu seorang peri utara kota hujanku

Sebutir pasal kehidupan sekati tatapku padamu


ANDAIKAN KAU BEGITU

Andai temali kasih tak ikatmu

Andai tinggi adamu tak seatas bintang itu

Malam ini mungkin tak segulita cerita lalu

Satu masa buatku terdiam penuh malu

Andai hidup tak atur pasti berhukum

Andai salah hanya kata wacana semu

Langkah ini mungkin dobrak penyekat itu

Tanpa cemas hati mesti pikir balasan laku

Andai kau bisa tahu...

Takkan kusukai tanpa cinta tulus

Takkan kukagumi tanpa cinta itu

Takkan kubegini tanpa kau begitu

Takkan kuberpuisi tanpa kau disitu

1 comment:

Silahkan tinggalkan komentarnya disini.

JMSH On Facebook.